Kisah Keteladanan Nabi Isa a.s - Ruhullah Wa Kalimatuhu

Kisah Keteladanan Nabi Isa a.s

Surat 19/Maryam (98 ayat) dinamai “Maryam” karena surat ini antara lain memuat kisah Maryam yang melahirkan puteranya Isa al-Masih, tanpa seorang ayah. Kisah ajaib ini merupakan suatu bukti kekuasaan dan keagungan ilahi.

gambar: daaruttauhiid

Nabi Isa a.s. dilahirkan di Palestina, tanpa seorang ayah. Ibunya bernama Maryam. Sejak kecil Maryam diasuh oleh Nabi Zakaria a.s. Seperti dalam kisah keteladanan Nabi Zakaria a.s., Maryam ditempatkan disebuah mihrab, yaitu tempat yang mulia di Baitul Maqdis. Maryam tumbuh menjadi putri yang sehat dan salehah. Beliau selalu beribadah kepada Allah SWT dan senantiasa berada di mihrabnya.

Suatu ketika, Maryam terkejut saat didatangi oleh malaikat Jibril yang memberitahu bahwa ia akan mempunyai anak, lalu beliau bertanya bagaimana hal itu bisa terjadi padahal dirinya masih gadis dan belum pernah “disentuh” oleh lelaki. Malaikat Jibril mengatakan bahwa keputusan dan kehendak-Nya tidak dapat dirubah lagi.

Menjelang kelahiran bayinya, beliau meninggalkan rumah keluarga beliau di Palestina untuk mencari tempat yang sepi dan jauh dari caci-maki dan fitnah. Setibanya di sebelah timur Baitul Maqdis, “Baitulahmi” (Bethelhem) yang artinya tempat lahir, beliau berteduh karena tanda-tanda melahirkan sudah mulai terasa.

Ditempat itu ada sebuah pohon kurma kering dan di sampingnya terdapat pula semacam perigi yang juga di dalamnya tidak ada airnya. Atas kehendak-Nya setelah bayi lahir pohon kurma itu menjadi hijau segar dan berbuah “di luar musim”, “demikian pula sumur yang tadinya kering menjadi deras airnya.

Untuk menghindari kemungkinan akan timbulnya bahaya, Maryam lalu bersembunyi di rumah keluarganya di al-Quds (Yerusalem), yang terletak di utara Bethelhem. Dengan penuh keyakinan serta kegigihan iman kepada Allah SWT, Maryam kembali kepada keluarganya.

Setibanya di rumah, berdatanganlah orang-orang kampung melihat bayi sembari mecaci-maki. Mereka yang anti keluarga Imran, terus melontarkan cacian dan ejekan. Demikian juga mereka yang merasa kasihan menanyakan siapakah sebenarnya bapak dari anak ini dan tentu saja ia harus dimintakan pertanggungjawabannya. Mendengar pertanyaan itu, Maryam melirik ke anak bayinya, yang bermaksud agar mereka menanyakan saja langsung kepada bayi itu. Mereka semua bertanya-tanya bagaimana mungkin kami akan menanya kepada anakmu, sedangkan ia masih bayi belum bisa berbicara apa-apa.
Tiba-tiba Isa al-masih angkat bicara.

قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ آتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا

“Berkata Isa: ‘Sesungguhnya aku ini hamba Allah (‘Abdullaahi), Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi,” (19/Maryam 30)
Lihat surat Maryam ayat 30 sampai 34.

Tatkala orang banyak menyaksikan dan mendengarkan langsung perkataan tersebut, banyak yang kebablasan dalam kekaguman mereka,” yaitu mereka mengatakan bahwa beliau adalah anak Tuhan. Sebaliknya orang yang beriman yakin dan percaya bahwa beliau salah satu hamba ciptaan-Nya.

Tatkala usia Nabi Isa a.s. kurang lebih 30 tahun, beliau diangkat menjadi Rasul Allah. Allah menurunkan kitab Injil kepada Nabi Isa a.s. Kitab Injil berisi ajaran Tauhid, yaitu meng-Esakan Allah SWT. Kitab Injil juga mengabarkan akan datangnya hari kiamat dan seorang Rasul terakhir yang menyempurnakan ajaran Rasul-rasul sebelumnya yang bernama Ahmad (Muhammad).

Allah SWT juga memberikan mukjizat kepada Nabi Isa a.s, antara lain: bisa berbicara di kala masih bayi, diberi kitab suci Injil, dapat membuat burung hidup dari tanah, dapat menyembuhkan orang yang buta dan sakit kusta atas izin Allah SWT, dapat menghidupkan orang yang telah mati atas izin Allah SWT, dengan daoanya dikabulkan menurunkan makanan dari langit, mempunyai ketabahan yang cukup besar dalam menjalankan dakwahnya.

Nabi Isa a.s mengajak Bani Israil kembali kepada syariat Nabi Musa a.s. yang telah dirusak kemurniannya. Mereka menambah dan mengurangi humu sesuai kepentingan mereka. Melihat hal tersebut,para pendeta dan pemuka agama Bani Israil merasa terancam.

Sedikit sekali kaum Yahudi yang mengikuti ajaran Nabi Isa a.s, mereka hanya berjumlah 12 orang. Dalam berdakwah Nabi Isa a.s selalu didampingi 12 orang sahabatnya yang disebut kaum Hawariyyin.

Para pemuka Yahudi memfitnah Nabi Isa a.s dihadapan penguasa Romawi bahwa Nabi Isa a.s telah memecah-belah bangsa Yahudi. Penguasa Romawi terhasut, sehingga mereka memutuskan untuk membunuh Nabi Isa a.s. Mendengar akan dibunuh, Nabi Isa a.s. bersembunyi, namun Yudas Iskariot (Yahuza) salah satu pengikutnya berkhianat dan memberitahukan tempat persembunyian beliau.

Pada saat itulah Allah SWT menunjukkan kekuasaan-Nya dengan menyerupakan wajah Yudas seperti Nabi Isa a.s, sehingga kaum Yahudi mengiranya Nabi Isa a.s dan langsung menangkapnya. Akhirnya Yudas disalib di bukti Golgota, sedangkan Nabi Isa a.s diselamatkan Allah SWT dan diangkat ke langit.

Sebelum diangkat ke langit, Nabi Isa menyampaikan kabar kepada para pengikutnya bahwa akan datang seorang Nabi dan Rasul bernama Ahmad. Nabi dan rasul yang dimaksud Nabi Isa a.s ialah penutup dari seluruh Nabi dan Rasul, yakni Nabi Muhammad saw. Ahmad nama lain dari Nabi Muhammad saw.

Keteladanan yang dapat diambil dari Nabi Isa a.s:

  • Bersikap sabar, pemaaf, optimis, tidak mudah putus asa dan tawakal
  • Berbakti kepada orang tua, menjaga kehormatan diri, kehormatan orang tua dan kehormatan keluarga
  • Menebarkan ajaran cinta kasih
  • Yakin bahwa Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya yang bertaqwa


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel